مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qur’an Surat At-Taghabun Ayat 11).
Ayat ini terdengar sangat istimewa mengiringi kisah perjalanan jihad (studi ke Al Azhar Mesir) seorang santri Pondok Babussalam Socah. Kisah dimulai ketika santri mulai diantar oleh asatid, keluarga dan teman-temannya ke Stasiun Pasar turi Surabaya. Suasana heningnya malam seketika pecah menjadi keharuan. Keluarga bangga namun tidak bisa menyembunyikan kesedihan atas perpisahan. Pelukan erat dari asatid semakin melemahkan hati santri yang akan berangkat berjihad itu. Ucapan selamat berjuang dari teman-temannya menjadi modal untuk tetap kuat. Terompet kereta menjadi saksi perpisahan sementara santri dengan keluarga malam itu.
Sebuah keajaiban terjadi ketika santri itu sampai di Stasiun Pasar Senen Jakarta di pagi harinya. Hp Kiyai Rik berdering, ada panggilan whatsapp masuk dari nomor tidak dikenal. “Assalamualaykum.. pak benar ini Babaussalam Socah?” kata seorang laki-laki yang belum dikenal. “Waalaykumussalam wr wb, ya betul pak” jawab kiyai Rik. Orang baik itu kemudian menceritakan bahwa beliau menemukan amplop yang tertulis KOP Babussalam Socah dan isinya adalah beberapa lembar uang dolar dan rupiah. Singkat cerita amplop itu ditemukan oleh seorang pegawai KAI. Amplop yang berisi uang saku santri itu sempat ditendang-tendang oleh orang-orang. Amplop itu adalah amplop jadwal khotib di Masjid Babussalam Socah. Allah yang mengatur santri itu untuk menyimpan uang sakunya di amplop coklat yang bertuliskan Babussalam Socah lengkap dengan nomor kiyai Rik. Allah juga yang mengatur amplop itu ditemukan oleh orang baik. Bahkan santri itu pun tidak sadar ketika amplopnya terjatuh. Sungguh Allah adalah sebaik-baik pengatur.
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qur’an Surat At-Taghabun Ayat 11).
Ya Rabb.. Ketika kisah ini disampaikan kepada penulis, tak terasa air mata menggenang. Seringkali keraguan menyelimuti hati atas sifat kuasa Allah Azza wa Jall. Masihkah kita ragu akan kuasa Allah?. Kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa Allah tidak pernah salah kepada siapa memberikan musiabah. Jika Allah inginkan petunjuk bagi seseorang maka tidak akan ada satupun yang bisa menyesatkannya. Satu lagi pelajaran yang dapat kita ambil adalah ketika kita menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Whai orang-orang yang beriman, jika kamu sekalian menolong agama Allah maka Allah akan menolong kamu sekalian. dan Allah akan menguatkan kedudukan kalian (Qs. Muhammad: 7).
Kisah serupa juga pernah terjadi pada santri sebelumnya, ketika hendak melakukan perjalanan menggunakan Kereta ke Pasar Senen Jakarta menggunakan kereta ekonomi, ternyata harus pindah tempat karena ada kesalahan teknis. Ternyata Allah siapkan Kereta Eksekutif untuk mengantarkan perjalannanya.
Mari sekali lagi kita kirimkan do’a terbaik kepada kader-kader terbaik kita yang sedang berjuang. Semoga Allah berikan keistiqomahan kepada mereka, dan Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan kepada meraeka. Amin