Keutamaan Dan Keistimewaan Bulan Rajab

Prof. Maksum Radji

Prof Maksum

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

 

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang taqwa.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 36).

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Adapun Rajab, berada di antara Jumadil Akhir dan Syakban.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Jama’ah Rahimakumullah,

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa dalam satu tahun terdapat 4 bulan asyhurul hurum. Disebut sebagai asyhurul hurum karena pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang berbuat maksiat dan melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pada bulan haram ini dosa yang dilakukan dianggap lebih besar bobotnya.  Sedangkan pahala akan dilipatgandakan bagi orang-orang yang mengerjakan amal shaleh di bulan-bulan tersebut.

 

Keutamaan Bulan Rajab

Syaikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan dalam bukunya (Al Gunya) tentang bulan Rajab bahwa Rajab terdiri dari tiga huruf yang masing-masing memiliki arti yaitu, huruf Ro’ (Rahmatullah, kasih sayang Allah), huruf Jeem berarti Juddullah, kemurahan Allah, dan huruf Ba’ yaitu Birrullah, yang memiliki arti kebaikan Allah.

Pada bulan Rajab yang dimuliakan Allah ini amal-amal shaleh dilipatgandakan pahalanya. Sedangkan perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan akan lebih besar bobotnya daripada di waktu-waktu lainnya.

Oleh karena itu, Syaikh Abdul Qadir Jailani memaknai bahwa terdapat tiga karunia Allah bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa di bulan ini, yaitu: kasih sayang Allah, kedermawanan Allah dan kebaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

Amal ibadah yang disyariatkan di bulan Rajab

Tidak ada tuntunan khusus yang shahih dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang menyebutkan tentang ibadah khusus di bulan Rajab.

Akan tetapi, semakin baik kualitas ibadah pada bulan Rajab ini Allah akan melipatgandakan pahala-Nya.

Adapun beberapa ibadah dan amal sholeh yang dapat ditingkatkan antara lain adalah.

 

Pertama, meningkatkan kualitas puasa sunah.

Memperbanyak puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan Puasa Dawud bukan hanya sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa-puasa sunnah ini dapat menjadi salah satu sarana untuk mengantarkan umat Islam menuju keridhaan Allah. Oleh sebab itu umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa-puasa sunnah. Selain itu, bulan Rajab merupakan waktu untuk segera mengganti hari-hari puasa bulan Ramadhan sebelumnya yang pernah ditinggalkannya, sebelum memasuki bulan Ramadhan yang akan datang.

 

Kedua, menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.

Pada bulan Rajab ini umat Islam dianjurkan untuk menjauhi larangan Allah dan menjauhi perbuatan dosa, karena perbuatan maksiat akan diperberat bobot dosanya, dibandingkan dengan bulan-bulan selain bulan haram. Dengan demikian umat Islam akan berada pada suasana untuk bertaqorrub, mendekatkan diri kepada Allah, serta merasakan nikmat-Nya dengan lebih mendalam.

 

Ketiga, memperbanyak amal shaleh.

Amalan-amalan shaleh yang dapat ditingkatkan pada bulan Rajab, antara lain mengerjakan sholat sunnah, bershodaqoh, tadabbur Al-Qur’an, melaksanakan ibadah umrah, berdoa dan muhasabah diri, merupakan bagian integral dari keberkahan bulan Rajab, yang dilipatgandakan pahalanya.

Semua ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 36 yang menekankan pentingnya memaksimalkan amal shaleh di bulan-bulan haram, termasuk di bulan Rajab.

 

Keistimewaan bulan Rajab

Pada bulan Rajab terdapat beberapa peristiwa penting dalam perjalanan umat Islam.

Salah satu keistimewaan bulan Rajab adalah peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M), yaitu perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam.

Pengalaman spiritual ini menjadi bukti kebesaran Allah dan memperkuat iman umat Islam, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Isra’ ayat 1:

 

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra’: 1).

Bersamaan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj inilah turunnya perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat 5 waktu.

 

Selain itu, peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan Rajab adalah setelah hijrahnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ke Madinah, terjadi perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis (Masjid Al Aqsa) ke Ka’bah di Makkah.

Peristiwa besar lainnya di bulan Rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab, 583 H/1187 M.

Selama hampir 90 tahun Baitul Maqdis berada di bawah kekuasaan kaum Nasrani. Umat Islam di Baitul Maqdis terlalu banyak mendapat perlakuan yang buruk.

Bahkan Masjidil Al-Aqsa pernah dijadikan sebagai tempat untuk peternakan babi.

Tentu saja hal ini sangat melecehkan umat Islam karena Masjidil Al-Aqsa yang berada di kota Al-Quds termasuk salah satu tempat suci kaum muslimin, dimana Masjidil Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum Ka’bah di Masjidil Haram di Mekkah.

Ketika ingin membebaskan Baitul Maqdis, Sultan Shalahuddin al Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah. Kesatuan aqidah dan persatuan antar umat Islam inilah yang merupakan kekuatan dahsyat yang tidak terkalahkan.

Setelah 12 hari pengepungan, Salahuddin Al Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis, setelah berhasil mengalahkan pasukan perang salib.

Adapun ibrah yang kita dapatkan dari kisah Salahuddin Al Ayyubi adalah kemenangan umat Islam dapat dicapai karena Salahuddin Al Ayyubi berhasil mempersatukan umat Islam.

Hal ini merupakan pelajaran penting mengingat bahwa umat Islam saat ini belum sepenuhnya bersatu, sehingga sulit untuk memberikan pengaruh yang signifikan bagi negara yang sedang konflik, khususnya di Palestina, Syria, dan Libanon. Padahal umat Muslim di dunia saat ini telah mencapai lebih dari 2,2 miliar orang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ  وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 110)

 

Pertanyaannya adalah bagaimana khairu ummah atau umat yang terbaik itu bisa kita raih?

Tentunya umat Islam tidak boleh terpecah belah, harus kokoh dalam persatuan. Karena umat Islam diibaratkan satu tubuh yang tidak terpisah. Umat Islam tidak boleh menjadi sasaran proxy war yang sengaja dibuat untuk memecah belah dan melemahkan umat Islam. Hanya dengan semangat persatuan dan kesatuan itulah, maka umat Islam akan menjadi umat terbaik dan layak memimpin dunia.

 

Jama’ah Rahimakumullah,

Tanpa terasa kita sudah memasuki pertengahan bulan Rajab. Pada tahun ini awal bulan Rajab bersamaan waktunya dengan tanggal 1 Januari 2025 M.

Bulan Rajab yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah ini menjadi pintu gerbang menuju bulan Ramadhan.

Dalam bulan Rajab yang mulia ini marilah kita mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal sholeh di bulan yang penuh pahala ini. Marilah kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak amal kebaikan, memperbanyak shodaqoh, memperbanyak beristighfar dan bermuhasabah.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang dan barokah-Nya bagi kita semua, serta menyampaikan umur kita untuk memasuki bulan Ramadhan.

Ammin Yaa Rabbal Aalamiin.

 

 

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply