بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي نَزَّلَ الْقُرْآنَ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِخَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
Jamaah Rahimakumullah
Sungguh waktu terasa begitu cepat berlalu. Waktu jua telah menyadarkan kita bahwa sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan segera pergi.
Sudahkah kita mengisi hari-hari terakhir di bulan Ramadhan ini dengan bersungguh-sungguh melaksanakan amal ibadah kita yang terbaik guna meraup keberkahan yang sebanyak-banyaknya di bulan yang penuh dengan barokah dan ampunan ini?
Momentum Ramadhan ini perlu dioptimalkan guna meraih dan meningkatkan derajat ketaqwaan kita sebagai bekal terbaik menuju perjalanan panjang ke Negeri akhirat kelak.
Karena bekal yang terbaik adalah taqwa, dimana hal ini sejalan dengan tujuan ibadah puasa yang diwajibkan di bulan Ramadhan ini.
Bersedih ketika Ramadhan berlalu
Menyikapi berakhirnya bulan Ramadhan ini para sahabat dan salafus shalih, generasi terbaik umat Muslim dahulu, merasa sangat bersedih. Semakin dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan itu semakin membuncah.
Lantas kenapa mereka merasa bersedih ketika Ramadhan akan berlalu?
Pertama, akan kehilangan berbagai keutamaan Ramadhan.
Perginya bulan suci Ramadhan tentu pergi pula berbagai keutamaannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah Ta’ala wajibkan kalian untuk berpuasa, dibukakan padanya pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka Jahim, dan dibelenggu setan-setan yang membangkang. Pada bulan tersebut, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan).”(HR. an-Nasa-i dan Ahmad).
Pada bulan Ramadhan amalan sunnah diganjar pahala amal wajib, dan seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan.
Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Ia hanya akan datang pada bulan Ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada Ramadhan yang akan datang.
Oleh sebab itu, pantaslah jika para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati Ramadhan akan segera pergi.
Kedua, Ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”_ (HR. Bukhari).
Namun jika seseorang sudah mendapati Ramadhan, sebulan bersamanya, masih belum mendapatkan ampunan, Maka orang tersebut benar-benar sangat rugi bahkan celaka.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
“Celakalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni dosanya”(HR. Hakim dan Thabrani).
Oleh sebab itu, para sahabat dan orang-orang shalih, merasa takut dan khawatir sekiranya menjadi orang yang celaka dan merugi karena tidak mendapatkan ampunan-Nya, padahal Ramadhan akan segera pergi. Mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima.
Para sahabat dan orang-orang shalih bukan hanya berdoa di akhir Ramadhan. Bahkan mereka berdoa selama enam bulan berturut-turut setelah Ramadhan, agar amal-amal di bulan Ramadhan mereka diterima Allah. Lalu enam bulan setelahnya mereka berdoa agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan berikutnya.
Sungguh merupakan perilaku terpuji dalam menyikapi kemuliaan bulan suci Ramadhan.
Jamaah Rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan amal ibadah kita di hari- hari terakhir bulan suci Ramadhan ini dengan memperbanyak berdoa, menunaikan zakat dan memperbanyak bershodaqoh, serta beri’tikaf guna meraih malam yang penuh dengan kemuliaan yaitu malam lailatul Qadr.
Dalam Al-Qur’an malam Lailatul Qadr itu memiliki keutamaan lebih baik dari seribu bulan.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”_ (QS. Al Qadr: 1-5).
Allah Subhaanahu wa Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. Sungguh Kamilah yang memberi peringatan.”_ (QS. Ad-Dukhaan: 3).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua sehingga seluruh amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini diterima dan mendapatkan ampunan Allah Subhaanahu wa Ta’ala._
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Depok, Jum’at 5 April 2024.
Penulis : Prof Maksum Radji