Kyai Rik Suhadi
Satu tahun penuh telah berlalu dalam kehidupan kita atau bahkan dalam rentang waktu hidup seluruh dunia. Kini kita umat Islam telah memasuki awal bulan Rojab di tahun 1446 Hijriyah, yang bertepatan dengan tahun baru Miladiyah 2025.
Pada momen seperti ini umat Islam harus bersikap penuh kehati-hatian. Jangan sampai umat Islam terlena lantas menukar keberkahan, keutamaan serta kemulyaan yang Allah berikan di bulan Rojab sebagaimana bulan-bulan haram lainnya, dengan perayaan tahun barunya orang-orang diluar Islam. Karena kebiasaan atau tradisi orang-orang diluar Islam di tahun baru seperti ini, mereka merayakannya dengan pesta minuman keras, narkoba, pergaulan bebas, atau acara-acara yang bernuansa maksiat serta menghambur-hamburkan uang dan harta secara mubadzir.
Dalam momen tahun baru seperti ini banyak diantara umat Islam yang terlena lantas ikut-ikutan kedalam maraknya pesta Natal dan perayaan tahun baru. Mereka tidak menyadari kalau apa yang mereka lakukan itu akan menggiringnya secara perlahan, sejengkal-demi sejengkal, sehasta-demi sehasta kedalam jurang kebinasaan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شبراً بشبر وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ). قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قال: (فمن)
“Kamu benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal-demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga sekiranya mereka masuk kedalam lobang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka. Kami bertanya : “ wahai rasulullah, apakah itu kaum Yahudi dan Nasrani?” beliau menjawab : “ siapa lagi kalau bukan mereka”. ( HR. Bukhari )
Sedangkan bulan Rojab ini termasuk salah satu dari bulan-bulan haram, yang didalamnya terdapat perintah untuk memperbanyak berbuat Kebajikan serta larangan berbuat dholim kepada diri kita sendiri, justru diabaikan. Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. ( QS. At-Taubah : 36 )
Empat bulan haram itu adalah, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rojab. Dibulan Rojab dan di bulan-bulan haram ini Allah melarang kita mendholimi diri sendiri, menyuruh kita menjauhi perbuatan dosa dan sangat dianjurkan mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wata’ala. di bulan-bulan ini umat Muslim diingatkan agar memfokuskan ibadah serta memperbanyak amal-amal shalih didalamnya, seperti memperbanyak puasa sunah, bersedekah, banyak membaca Al-Qur’an, serta banyak melakukan amal-amal Kebajikan yang lainnya.
Oleh karenanya umat Islam harus selalu berhati-hati dan cermat dalam mensikapi waktu, terutama waktu atau bulan-bulan serta tempat yang didalamnya terdapat berbagai macam keutamaan yang dapat melipat gandakan pahala kebaikan. Umat Islam hendaknya juga menghormati bulan-bulan haram ini dengan cara menjauhkan berbagai macam perbuatan maksiat dan dosa.
Penulis : Kyai Rik Suhadi