Prof Maksum Radji
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ
فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Jamaah rahimakumullah,
Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Alhamdulillah, bulan Ramadhan, bulan mulia telah berlalu. Bulan yang juga dikenal dengan Syahrul Qur’an ini didalamnya mengandung nilai-nilai tarbiyah, sehingga disebut juga dengan Syahrut Tarbiyah.
Melalui dimensi Tarbiyah ini kita dilatih selama sebulan penuh untuk terus menerus meningkatkan iman dan taqwa kita, memperbaiki sikap dan perilaku, serta pemahaman kita terhadap tujuan perintah ibadah Puasa Ramadhan.
Adapun lingkup Tarbiyah atau pendidikan yang dimaksud adalah sedemikian luas, menyangkut tarbiyah jasadiyah, tarbiyah fikriyah, dan terutama tarbiyah qalbiyah. Bagi orang-orang yang telah melalui proses Tarbiyah ini dengan baik, maka akan mendapatkan predikat sebagai seorang yang Muttaqin dan kembali menjadi fitrah, sesuai dengan tujuan ibadah Puasa Ramadhan.
Jamaah rahimakumullah,
Saat ini kita telah berada di awal bulan Syawal. Bulan Syawal seringkali disebut sebagai bulan peningkatan dan pembuktian iman dan taqwa seseorang yang telah menjalani ibadah puasa Ramadhan.
Umat Islam yang sebelumnya telah melalui bulan Tarbiyah dan berhasil menahan hawa nafsunya selama bulan Ramadhan, dan dilipatgandakannya pahala ketika melaksanakan ibadah, maka pada bulan Syawal merupakan peningkatan dan pembuktian dari hasil ibadah Puasa Ramadhan yang telah dilaksanakannya. Bulan Syawal merupakan kesempatan bagi kaum muslimin untuk terus konsisten dalam beribadah walaupun Ramadhan telah usai.
Usainya bulan Ramadhan menjadi tantangan bagi umat Islam untuk terus dapat beribadah dan beramal shaleh secara istiqomah. Jika kita berhasil, maka akan membuktikan derajat ketaqwaan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.(QS. Fushilat: 30).
Lantas amalan apa saja yang dapat kita lakukan di bulan Syawal sesuai dengan tuntunan Rasulullah?
Selain tetap istiqomah dalam menjalankan perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan menjauhi semua laranganNya, berikut ini amalan-amalan Sunnah yang dianjurkan antara lain adalah,
Pertama, puasa Sunnah 6 hari di Bulan Syawal
Bulan Syawal yang dilaksanakan selama 6 hari merupakan penyempurnaan dari ibadah puasa Ramadan. Umat Islam yang menunaikannya akan mendapat keutamaan pahala puasa setahun penuh.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
“Barang siapa berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu pahalanya setara dengan puasa sepanjang tahun.” (HR Muslim).
Disamping itu, ada amalan Puasa Sunnah lainnya yaitu Puasa Senin Kamis dan Puasa Sunnah Ayyamul Bidh.
Kedua, Mempererat Tali Silaturahmi
Mempererat tali silaturahmi bisa dilakukan kapan saja, namun Bulan Syawal merupakan salah satu momentum untuk mempererat silaturahmi. Pada tanggal 1 Syawal, bersamaan dengan umat Islam menyambut hari kemenangan, Idul Fitri biasanya dilanjutkan dengan saling bersilaturrahmi dan saling berkunjung pada saudara dan keluarga.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan silaturahmi sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadits,
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983).
Ketiga, Memperbanyak Shodaqah
Bershodaqoh dapat dilakukan kapan saja. Memperbanyak shodaqoh juga hal yang dianjurkan di bulan Syawal. Amalan ini menjadi ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala terkait rezeki yang telah diperolehnya, dan sebagai salah satu ciri orang yang bertaqwa dan istiqomah pasca bulan Ramadhan.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam dalam Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 18,
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَا لْمُصَّدِّقٰتِ وَاَ قْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid: 18).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah).
Shodaqoh juga dapat menyembuhkan penyakit, dan mencegah su’ul khatimah, serta menjadi penghapus dosa.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya shodaqohnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi).
Selain itu orang yang gemar bershodaqoh akan mendapatkan naungan kelak di yaumil qiyamah, ketika tidak ada naungan selain naungan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits bahwa pada hari kiamat nanti manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Disebutkan juga bahwa pada saat itu jarak matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap orang sehingga mereka akan merasa sangat panas luar biasa.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
تُدْنَى الشَّمْسُ يَومَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيل فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهمْ في العَرَقِ
“Pada Hari Kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia.” (HR Muslim).
Untuk melindungi diri dari panasnya sinar matahari ketika jaraknya sangat dekat dengan manusia yang dikumpulkan di Padang Mahsyar inilah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memberi petunjuk kepada umatnya mengenai salah satu amalan yang dapat memberikan naungan dari panasnya matahari kelak.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa salah satu naungan ketika tidak ada naungan dari terik panasnya matahari di jaumil qiyamah adalah shogaqohnya.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk itulah, sedekah bisa menjadi salah satu amalan yang terus kita lakukan secara istiqomah sepanjang tahun pasca bulan Ramadhan.
Demikianlah beberapa amalan utama di bulan Syawal. Semoga kita terus istiqomah dalam ketaqwaan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan bersungguh-sungguh mentaati seluruh perintah-Nya dan bersungguh-sungguh menjauhi semua larangannya.
Jangan pernah kendur dalam meraih ridho dan ampunan-Nya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua dan memberikan kesempatan bagi kita untuk kembali berdua dengan bulan suci Ramadhan yang penuh barokah dan ampunan-Nya.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Jum’at, 12 April 2024.
*) Disarikan dari beberapa Sumber.
Penulis : Prof Maksum Radji
Editor : Fajar Andrianto