Apa Hebatnya Dzikir

Ustadz Riksuhadi

 

Pena Babussalam, Dalam satu kesempatan ditengah-tengah para sahabat Rasulullah melontarkan pertanyaan :

   أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ  “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik-baik amalan ?

 وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ  dan (apabila itu kamu amalkan) niscaya akan lebih bersih dan lebih suci dihadapan Tuhan kalian,

 , وَأَرْفَعَهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ  dan amalan itu lebih meninggikan posisimu,

 مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرَقِ  وَخَيْرٌ لَكُمْ  dan lebih baik nilainya dari berinfak dengan emas,  dan perak,

  وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تُلْقُوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ  bahkan lebih baik dari kalian  bertemu dengan musuh kalian lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian (syahid) ? Para sahabat menjawab : Tentu mau ( ya rasulullah ),

Nabi bersabda : ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى  (amalan itu ), adalah  Dzikir kepada Allah Ta’ala ”. (Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

Apa kira-kira hebatnya dzikir ?

Rasulullah mengumpamakan dzikir sebagai pembeda antara yang hidup dan yang mati, sebagaimana sabda beliau :

مَثَلُ الَّذي يَذْكُرُ رَبَّهُ والَّذي لا يَذْكُرُ؛ مَثَلُ الحيِّ والميِّتِ

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits yang lain disebutkan “perumpamaan rumah yang disebutkan nama Allah di dalamnya dengan yang tidak, bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati “ ( HR. Muslim )

Begitu penting dan luar biasanya dzikir, sehingga Rasulullah menempatkan dzikir dalam diri seseorang, pada posisi hidup dan mati ;  sekalipun  tubuh orang itu masih dalam kondisi bernyawa dan masih bisa  beraktifitas kalau dia enggan dzikir kepada Allah maka Rasulullah  ibaratkan  dia telah mati .

 

Dalam Tahdzib Madarijis Salikin”  dikatakan bahwa dzikir juga merupakan makanan pokok bagi hati setiap mu’min, yang jika dilupakan maka hati manusia akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti bangunan-bangunan suatu negeri; yang tanpa dzikir, seolah sebuah negri itu hancur porak poranda bangunannya. Dzikir juga merupakan senjata bagi musafir untuk menumpas para perampok jalanan. Dzikirpun merupakan alat yang handal untuk memadamkan kobaran api yang membakar dan membumi hanguskan rumah manusia.

Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah, hatinya akan dijauhkan dari penyakit-penyakit yang merugikan, seperti riya’, ujub, sum’ah, kibir dan berbagai macam penyakit-penyakit hati yang lainnya. oleh karenanya  orang-orang  yang beriman selalu diingatkan oleh Allah agar mereka senantiasa mengingat Allah dalam semua keadaan dan setiap waktu

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang-orang yang beriman , ingatlah kepada Allah dengan mengingat ( nama-Nya ) sebanyak-banyaknya. ( QS. Al-Ahzaab : 41 )

 

Perintah dzikir ini adalah agar orang-orang yang beriman selalu dalam lindungan Allah.  Allah Subhanahu wata’ala akan menolongnya saat dia dihimpit kesulitan, Allah akan memberinya Taufiq sehingga dia senantiasa beramal sesuai dengan amal-amal yang diridhoi-Nya. Perintah memperbanyak dzikir ini juga sebagai  benteng iman dari godaan serta bujuk rayu syetan,  agar jiwanya tidak tergelincir kedalam keburukan.

Disamping itu orang yang senantiasa rajin dzikir kepada Allah maka akan selalu dibersamai Allah dengan pertolongan-Nya, dengan rahmat dan kasih sayang Allah, serta ia akan senantiasa berada dalam penjagaan Allah Subhanahu wata’ala.

Dalam hadits Qudsi Allah berfirman :

أنا معَ عَبْدي حَيْثُ ما ذَكَرَني، وتَحَرَّكَتْ بي شَفَتاهُ

Aku ( Allah ) bersama hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak untuk berdzikir kepada-Ku ( HR. Bukhari )

 

Dzikir akan dapat menjadikan seseorang untuk selalu taat kepada Allah, dan dzikir menjadikan seseorang selalu berada dalam naungan Allah. Sebagaimana dzikir juga akan memberikan ketenangan dan ketentraman hati dan jiwa orang-orang yang beriman.

Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’ad ayat 28 :

أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah bahwasanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram “

 

Seorang hamba yang rajin dan memperbanyak dzikir kepada Allah,  maka Rabb nya akan memenuhi segala kebutuhan dirinya . Bahkan Allah akan memberikan balasan pahala yang lebih agung dan lebih luas dari apa-apa yang Allah berikan kepada orang-orang yang meminta dan berdo’a. Allah berfirman dalam hadits Qudsi :

مَنْ شَغَلَهُ ذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ فَوْقَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ 

Barang siapa yang lebih disibukkan berdzikir kepada-Ku, daripada meminta kepada-Ku , niscaya Aku akan memberikannya pahala yang lebih utama dari apa-apa yang Aku berikan kepada orang yang meminta kepada-Ku ( kitab hadits-hadits  marfu’ , kitab kholqu Af’aalil’ibaad Bukhari )

 

 

Penulis : Ustadz Riksuhadi

Editor   : Fajar Andrianto

 

 

Donasi Ke Yayasan Babussalam Socah :

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply