Untuk pertama kalinya diadakan Halal Bi Halal seluruh walisantri bersama ustadz dan ustadzah pengajar di Pondok Babussalam Socah setelah beberapa tahun menitipkan anaknya untuk di didik menjadi penghafal al-qur’an dan belajar ilmu Al-qur’an. Momen kemarin juga menjadi momen silaturahmi dan sharing keluh kesah walisantri dan juga ustadz ustadzah pengajar di Pondok Babussalam Socah. Halal bi halal kemarin diadakan di area masjid Babussalam Socah dengan dihadiri sekitar kurang lebih 100 orang walisantri (21/4).
Momen halal bi halal kemarin juga berisi arahan yang disampaikan langsung oleh ustadzah Syarifah dan Ustadz Rik selaku pengasuh dan penasihat untuk TPQ di Pondok Babussalam Socah. Banyak hal yang disampaikan oleh ustadzah Syarifah, salah satunya begini “mengajarkan dan belajar Al-qur’an bukanlah hal yang mudah dilakukan, semua pengajar disini hanya bermodal ikhlas saja. Oleh karena itu kami juga butuh bantuan dari bapak dan ibu sekalian untuk membantu mengawasi anak-anak setelah pulang dari sini untuk mengontrol hafalan dan pembelajaran yang sudah di dapat dari kelas TPQ”. Begitu ujar ustadzah Syarifah dalam sambutannya kemarin.
Selain ustadzah Syarifah, Ustadz Rik Suhadi juga menyampaikan sedikit tausiyah untuk walisantri yang hadir pada acara halal bi halal kemarin “kemaksiatan yang terjadi saat ini semakin terorganisir dan sulit untuk dikontrol oleh karena itu bapak dan ibu sekalian untuk senantiasa mengawasi putra-putrinya ketika bermain dnegan handphonennya” begitu poin penting yang bisa diambil dari yang disampaikan ustadz rik suhadi.
Bersamaan dengan acara halal bi halal ada peluncuran buku ajar terbaru dengan metode Al-Yasir oleh tim pengembang kurikulum yang langsung diketuai oleh ustadz Abdillah Safa, Msi dan jajaran ustadz ustadzah lainnya yang juga menjadi tim penyusun bahan ajar tersebut. Ustadz Safa nenyampaikan tujuan penyusunan bahan ajar tersebut sebagai berikut “Buku ajar ini untuk menjawab tantangan santri TOQ yang kesulitan membaca al-qur’an rosm usmani dmn kebanyakan metode pembelajaran pra qur’an biasanya memakai rosm imla’ sehingga santri merasa asing saat naik ke tingkat baca tulis qur’an” begitu ujarnya. (Alda)