gambar masjid babussalam socah
Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat mendekat ke mimbar beliau, maka para sahabatpun serentak mengatur shaf mendekati mimbar. Lantas Rasulullah menaiki mimbar yang mimbar beliau ini terdiri atas tiga tangga. Saat beliau menaiki tangga pertama beliau mengucapkan “ Aaamiin” , disaat kaki beliau menaiki tangga ke dua beliau kembali mengucapkan “Aamiin”, pada tangga mimbar yang ketigapun beliau kembali mengucapkan “ Aamiin”. Maka tatkala Rasulullah turun dari mimbar para sahabat menyerbu bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah kami mendengar engkau mengucapkan sesuatu yang tidak biasa kami dengar sebelumnya, gerangan apa yang sesungguhnya yang terjadi”, Lantas Rasulullah menjelaskan kepada para sahabat : “ Sesungguhnya pada saat aku naik di tangga pertama, Jibril ‘alaihisshalatu wassalam datang kepadaku dan berkata,
بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يَغْفَرْ لَهُ قُلْتُ: آمِينَ
Celaka, orang yang dia bertemu dengan bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni dosanya”, lalu aku katakan, ” آمِينَ “ kabulkanlah Ya Allah.
Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua kembali Jibril berkata:
بُعْدًا لِمَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ قُلْتُ: آمِينَ
“Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya lalu tidak mengucapkan salawat kepadamu”. Maka aku menjawab: “آمِينَ”. Kabulkanlah Ya Allah.
Dan tatkala aku menapakkan kakiku pada anak tangga mimbar ketiga, ia berkata:
بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ عِنْدَهُ أَوْ أَحَدُهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ قُلْتُ: آمِينَ
“Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya, lalu mereka tidak memasukkannya ke dalam surga”. Maka aku jawab: “آمِينَ”. Kabulkanlah Ya Allah. (Hadits Shahih H R. Hâkim dalam Al-Mustadrak, Thabrani dlm Mu’jam kabir, dan Musnad abu Ya’la)
Kalau kita amati secara seksama maka dialog antara Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Jibril ‘alaihisshalatuwassalam dalam riwayat tersebut, narasinya adalah berbentuk do’a, lebih-lebih disaat Rasulullah menyambutnya dengan kalimat “Aamiin”. Dan jika yang memanjatkan adalah seorang penghulu malaikat semisal malaikat Jibril, lantas do’a tersebut diamainkan oleh seorang yang paling dikasihi oleh Allah Subhaanahu wa ta’ala, maka tentulah do’a ini sangat mustajab dan maqbul.
Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah, disaat Allah mengaruniakan usia panjang kepada kita, sehingga kita bisa bertemu dengan bulan agung yang bernama Ramadhan ini, maka sudah selayaknya kita tidak menyia-nyiakan bulan ini berlau begitu saja tanpa ada kesungguhan dalam peningkatan kualitas ibadah, mengisinya dengan berbagai macam amal Kebajikan, memperbanyak taqorrub ilallah, bertaubat, banyak-banyak beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah subhaanahu wata’ala, maka kita akan terkena do’a maqbul dari kedua kekasih Allah subhaanahu wata’ala, sehingga kita akan menjadi orang yang celaka, yang dijauhkan dari kasih sayang Allah, sebagaimana Riwayat diatas, na’udzu billahi min dzalik.
Penulis : Ust. Rik Suhadi