Prof Maksum Radji
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah,
Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari 4 bulan haram dalam kalender Hijriyah. Saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Marilah kita isi hari-hari dalam bulan Dzulhijjah ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal shaleh. Adapun keutamaan dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, antara lain adalah:
Pertama, Hari-hari yang dimuliakan Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْفَجْرِ . وَلَيَالٍ عَشْرٍ . وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ . وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu.” (QS. Al-Fajr: 1-4).
Dalam Kitab Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, disebutkan bahwa, Allah bersumpah demi waktu fajar, yaitu waktu munculnya cahaya matahari yang menjadi salah satu peristiwa yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta. Waktu fajar adalah waktu yang diberkahi, sebagai waktu orang-orang beriman mulai bangkit dari tidur untuk memulai kembali kehidupan setelah kematian sementara, yang kemudian dilanjutkan dengan mendirikan shalat.
Adapun sepuluh malam yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang merupakan waktu pelaksanaan ibadah haji. Ini merupakan hari-hari yang diberkahi sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat yang shahih. Pada hari-hari ini orang-orang beriman menjalankan ibadah dan ketaatan.
Sedangkan ‘Syaf’u’ yakni sesuatu yang genap, yaitu hari penyembelihan (10 Dzulhijjah). Sedangkan ‘Watr’ yakni suatu bilangan ganjil, yaitu hari Arafah (9 Dzulhijjah). Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah demi malam jika berlalu dan mulai hilang kegelapannya hingga lenyap seluruhnya oleh sinar pada siang hari. Waktu malam bergerak sesuai dengan perhitungan yang telah Allah tetapkan, dan ini merupakan salah satu peristiwa yang menunjukkan kekuasaan Allah dan keluarbiasaan ciptaan-Nya.
Ayat-ayat di atas menunjukkan keistimewaan dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Amal shaleh yang dikerjakan mendapatkan keistimewaan dan dicintai oleh Allah serta dilipatgandakan pahalanya. Hal ini merupakan nikmat dan karunia dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Untuk itu kita wajib mensyukurinya dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Kedua, Setiap amal sholeh pada hari-hari tersebut adalah amalan yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah Hadits dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Makna Hadits di atas menjelaskan bahwa betapa istimewanya bulan-bulan tersebut.
Dalam riwayat lainnya, dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه
“Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?,” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad.” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah, dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid“.
Adapun amal ibadah yang disyariatkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah antara lain adalah:
- Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah.
Amal ibadah ini merupakan yang paling utama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَا مُ اِبْرٰهِيْمَ ۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَا نَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّا سِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَا عَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِ نَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 97).
Dalam sebuah Hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga“. (HR Bukhari).
- Melaksanakan puasa Arafah.
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dijalankan pada tanggal 09 Dzulhijjah. Puasa Arafah dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah.
Dalam sebuah Hadits, Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
- Bertaubat dan memperbanyak Istighfar.
Bertaubat dan mohon ampunan, serta tidak melakukan kemaksiatan merupakan kewajiban bagi kita sebagai umat Islam. Dengan bertaubat dan memperbanyak Istighfar akan mendapatkan ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي
“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” (Muttafaqun ‘Alaihi).
Dosa dan kemaksiatan itu, jika sudah menjadi suatu kebiasaan akan membuat seseorang sulit untuk bertaubat. Semakin tertutup hati seorang hamba maka akan semakin sulit untuk kembali dan bertaubat kepada Allah. Oleh sebab itu sejatinya kita menyadari mengapa Allah demikian cemburu pada perbuatan dosa yang dilakukan hamba-Nya. Karena dosa-dosa tersebut membuat seseorang akan jauh dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Di awal bulan Dzulhijjah ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak Istighfar, menyibukkan diri dengan amal-amal shaleh, memperbanyak infaq dan shodaqoh, serta meninggalkan kezholiman terhadap sesama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Kemudian, sesungguhnya Rabb-mu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Rabb-mu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS. An-Nahl: 119).
- Melaksanakan shalat Idul Adha.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Shalat Idul Adha yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah, merupakan ibadah shalat sunnah yang hukumnya sunnah muakkad. Sunnah muakkad artinya meskipun bersifat sunnah, tetapi shalat ini sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Hari Raya Idul Adha sendiri dilaksanakan untuk memperingati peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh ayahnya, yaitu Nabi Ibrahim serta tanda puncak rangkaian ibadah haji. Selain melaksanakan salat Idul Adha, umat Islam juga menyembelih hewan qurban dan membagi dagingnya kepada kerabat dan fakir miskin, serta bersilaturrahmi pada keluarga dan sanak saudara.
Ibadah ini mencerminkan hablum minallah dan hablum minannas, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Kautsar, Ayat 2,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” QS. Al-Kautsar, ayat 2).
Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan “Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr)”.
- Berqurban.
Udhiyah atau menyembelih hewan qurban merupakan ibadah yang disyariatkan. Udhiyah merupakan bentuk ketaqwaan seorang muslim kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 37).
Keutamaan berkurban bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya tidak diragukan lagi. Qurban adalah ibadah pada Allah dan pendekatan diri pada-Nya. Qurban juga dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kaum muslimin sesudah beliau pun melestarikan ibadah mulia ini, dam ibadah ini merupakan bagian dari syari’at Islam.
Jamaah Rahimakumullah,
Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram, yaitu Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Keutamaaan di dalam 4 bulan haram tersebut adalah dilipatgandakannya pahala bagi seorang yang mengerjakan amal shalih.
Demikian pula keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangatlah besar. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai amal shaleh yang kita kerjakan, serta dilipatgandakan pahalanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melimpahkan nikmat dan karunia kepada kita semua. Kita wajib mensyukurinya dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
*). Disarikan dari beberapa sumber.
Penulis : Prof Maksum Radji
Editor : Fajar Andrianto