Prof Maksum Radji
بسم الله الرحمن الرحيم
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَا لْمُصَّدِّقٰتِ وَاَ قْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid: 18).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam Surah Al-Baqarah Ayat 26,
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).
Jamaah Rahimakumullah,
Ayat-ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa shodaqoh merupakan salah satu amalan mulia yang mendapatkan pahala berlipat ganda, serta merupakan salah satu cara untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 254, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَا عَةٌ ۗ وَا لْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang dzalim.” (QS Al Baqarah: 254).
Ayat di atas merupakan perintah kepada umat muslim untuk senantiasa bersedekah atas rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sesungguhnya dalam rezeki yang kita terima, terdapat hak orang lain.
Shodaqoh bisa dilakukan secara sembunyi maupun terang-terangan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۚ وَاِ نْ تُخْفُوْهَا وَ تُؤْتُوْهَا الْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah – sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan – kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271).
Ayat di atas menunjukkan bahwa kedua cara bershodaqoh tersebut sama-sama baik, namun akan lebih baik lagi jika dilakukan secara sembunyi. Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan rasa sum’ah, atau riya’ yang justru dapat menggugurkan pahala shodaqoh.
Adapun keutamaan bershodaqoh antara lain adalah,
Pertama, mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Seseorang yang gemar bersedekah akan mendapatkan limpahan pahala sesuai dengan firman Allah yang tercantum dalam Al-Quran, surah Al-Hadid: Ayat 18, di atas.
Bahkan bila seseorang melakukan sedekah jariyah, maka ia akan tetap mendapatkan pahala meskipun ia telah meninggal.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): shodaqoh jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan do’a anak yang sholeh”. (HR. Muslim).
Hadits di atas merupakan tuntunan luhur bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amal sholeh sebelum ia meninggal dunia dan memperbanyak shodaqoh jariyah sehingga setelah meninggal dunia sekalipun ia masih bisa mendapat pahala, yang terus mengalir hingga yaumil qiyamah.
Bersedekah membangun masjid, menggali sumur untuk kepentingan umat, mencetak buku yang bermanfaat serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam beribadah di jalan Allah, merupakan amal jariyah yang pahalanya dilipatgandakan.
Seorang muslim yang ikut mendirikan masjid, baik besar maupun kecil, tetap bernilai bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah akan melimpahkan pahala-Nya, dengan membangun istana baginya di surga.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, kecil atau besar, maka Allah membangun baginya rumah di surga”. (HR. al-Tirmidzi).
Kedua, shodaqoh menghapuskan dosa.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. Tirmidzi).
Dengan demikian, shodaqoh juga bisa membuat terhindar dari api neraka mengingat pahala berlipat ganda yang telah dijanjikan oleh Allah.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
“Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (Muttafaqun ‘alaih).
Dalam riwayat lainnya, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah dapat meredam siksa kubur dan murka Allah, serta mencegah kematian dalam keadaan buruk yaitu kematian yang su’ul hatimah”. (HR. Thabrani).
Ketiga, didoakan malaikat.
Orang yang gemar bersedekah akan didoakan oleh para malaikat.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun salah satunya berkata ‘ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq’, sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata ’ya Allah, berikanlah kebangkrutan kepada orang-orang yang menahan (hartanya), enggan bersedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, mendapatkan barokah Allah Ta’ala dan ketenangan jiwa.
Orang yang gemar bershodaqoh, akan mendapatkan rezeki yang berkah dan ketenangan dalam hidupnya.
Keutamaan ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗ وَمَاۤ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Katakanlah, “Sungguh, Rabb-ku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik.” (QS. Saba’ 34: Ayat 39).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“Harta tidak akan berkurang dengan bersedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kebaikan baginya”. (HR. Muslim).
Kelima, mendapatkan naungan di hari kiamat.
Sebagaimana yang telah dijelasakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an bahwa pada hari kiamat nanti seluruh umat manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Pada saat itu jarak matahari akan sangat dekat dengan kepala setiap orang sehingga mereka akan sangat tersiksa oleh panas yang luar biasa saat itu.
Akan tetapi ada tujuh golongan manusia yang mendapat naungan disaat tidak ada naungan pada hari kiamat nanti, kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salah satunya adalah orang yang gemar bershodaqoh.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah. “Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa’i, dan lainnya).
Jamaah Rahimakumullah,
Demikianlah uraian tentang keutamaan shodaqoh.
Sejatinya bershodaqoh harus dilakukan dengan ikhlas, semata untuk mengharap ridho Allah, dan bukan untuk mencari pujian dari sesama manusia, agar orang yang gemar bershodaqoh dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akan mendapat balasan dari perbuatannya yang terpuji.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua sehingga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang gemar bershodaqoh.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Penulis : Prof Maksum Radji
Editor : Fajar Andrianto