Luar Biasanya Istighfar

Gambar Santri Babusalam Socah

 

Pena Babussalam, Manusia hidup di dunia ini hampir semuanya menginginkan kebahagiaan, dan berharap dijauhkan dari segala macam kesempitan dan kesedihan, bahkan manusia mendambakan kebahagiaan dunia sampai akhiratnya. Namun tidak akan ada kebahagian yang abadi yang akan dicapai oleh manusia,  selain hidupnya senantiasa dalam ridho Allah SWT. Untuk mencapai itu, manusia hendaknya sadar diri akan kekurangan dirinya, insyaf akan dosa-dosa yang pernah dilakukannya, dengan  memperbanyak istighfar dan bertaubat, kembali ke jalan  Allah SWT.

Allah SWT memberikan janji pasti kepada orang – orang yang banyak beristighfar dan segera bertaubat kepada-Nya, bahwa mereka akan di berikan begitu banyak kenikmatan yang baik kepada dirinya secara terus menerus  sepanjang hidupnya hingga  ajal datang menjemputnya

Dalam al-Qur’an surat Hud ayat yang ke tiga  Allah berfirman :

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubatlah  kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Allah akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat ( QS. Hud : 3 )

 

Syekh Sulaiman Al-Asyqar dalam kitab tafsirnya Zubdatu-tafsir mengatakan:

Bahwa orang yang sadar diri yang senantiasa beristighfar dan bertaubat kepada Allah, diberikan janji pasti oleh Allah sampai batas waktu yang ditentukan

يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى   

Allah akan memberi kenikmatan –kenikmatan yang baik kepadamu,  berupa rezeki yang luas dan kehidupan yang lapang, sampai kepada waktu yang telah ditentukan oleh Allah, yaitu kematian.

وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَه    

dan Allah akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan.  yakni  ketaatan dan amal shaleh,  balasan keutamaannya  itu dengan sempurna tidak ada pengurangan sedikitpun, baik itu di dunia maupun di akhirat, atau juga kedua-duanya.

وَإِنْ تَوَلَّوْا  

tetapi Jika kalian berpaling,  dari beribadah kepada Allah, tidak mau memohon ampun kepada Allah, dan enggan bertaubat  kepada Allah serta berpaling dari ajaran Nabi Muhammad SAW yang di firmankan oleh tuhanya, maka :

فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ 

(maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa yang besar di  hari kiamat).

Allah Subhaanahu wata’ala mendahulukan penyebutan permohonan ampun, karena ampunan merupakan tujuan utamanya, sedangkan taubat adalah sebab yang mengantarkan kepada ampunan.

Menurut ulama istighafar tidak hanya bermakna permohonan ampun, namun istighfar juga bermakna istibdal (minta ganti). Dalam keadaan sulit minta diganti dengan mudah. Saat sempit minta diganti dengan lapang. Saat pelik, tidak menemukan jalan keluar minta diganti dengan solusi. Saat terpuruk, hina, minta diganti dengan mulia, saat sedih minta diganti dengan bahagia.

Istighfar juga berarti istihwal (meminta perubahan). Kita meminta agar dirubah dari buruk menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik, dari lemah menjadi kuat, dari jauh kepada Allah menjadi dekat kepadaNya, dari dekat menjadi lebih dekat. Dari tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, dan dari bermanfaat pada sesama menjadi lebih bermanfaat lagi. Istighfar adalah  upgrad kualitas  posisi dan kondisi diri,  agar senantiasa terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Maka tak heran saat Hasan al-Basri ditanya dengan berbagai persoalan , beliau memberikan solusi agar memperbanyak Istighfar .

 

Pernah ada seorang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri rahimahullah karena musim paceklik, Hasan al-Bashri berkata, ‘ber-istighfar-lah engkau kepada Allah.’ Ada lagi yang mengadu bahwa dia miskin, hidupnya selalu dalam kekurangan, Hasan al-Bashri rahimahullah memberikan jawaban yang sama , ‘Mintalah ampun kepada Allah.’ Lain lagi orang yang ketiga, ia berkata, ‘doakanlah saya agar di karuniai anak’. Hasan al-Bashri rahimahullah masih dengan jawaban yang sama, ‘perbanyaklah engkau ber Istighfar kepada Allah.’ Kemudian ada lagi yang mengadu bahwa kebunnya kering tidak tersentuh air . Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘mohonlah ampun kepada Allah.’

 

Melihat hal itu, Rabii’ bin Subaih bertanya : Mengapa memerintahkan mereka semua agar beristighfar, padahal kebutuhan mereka berbeda ? Hasan al-Bashri menjawab, ‘Aku tidak menjawab persoalan mereka  dengan pandanganku pribadi, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam firman-Nya  :

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka, Aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah amounan kepada Rabb-mu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’

Di banyak ayat dalam al-qur’an kata “Istighfar” sering disandingkan dengan kata “Taubat”, oleh karena itu “istighfar” diibaratkan sebagai permohonan ampunan dengan lisan, sedangkan taubat diibaratkan dengan permohonan perlepasan diri dari segala dosa dengan hati dan anggota badan.

 

Tidak hanya kelapangan dan keluasan rizki, janji pasti Allah kepada orang yang banyak beristighfar adalah diberikan tambahan  kekuatan dari kekuatan yang telah dimiliki, menambah kesuburan dan kemuliaan sebagaimanan yang diserukan Hud kepada kaumnya .Firman Allah :

وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

 “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’.” ( QS. Hudang : 52 )

Selain itu janji pasti Allah kepada orang yang rajin ber-istighfar Akan dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya.

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa’ : 110).

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa orang yang banyak beristighfar, segala urusannya akan dimudahkan oleh Allah

مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًّا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ»

 “Barang siapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Kita hendaknya memperbanyak istighfar kepada Allah memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa-dosa kita  karena Rasulullah yang ma’sumpun masih beristighfar kepada Allah 70 sampai 100 kali dalam sehari sebagai mana dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari) .

 

Penulis : Ustadz Riksuhadi

Editor  : Fajar Andrianto

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply