Oleh : Prof. Dr. Maksum Radji, M.Biomed, Apt(Pembina Yayasan Babussalam Socah)
Assalamualaykum wa rahmatullahi wa barokaatuh.
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّدِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلُهُ بِالْهُدَى وَذِيْنِ الْحَقِّ،لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّ يْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
وَالصَّلَاةُوَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِالْخَلْقِ مُحَمَّدٍوَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّ يْنِ. أمابعد
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Dia memenangkannya atas agama-agama, sekalipun orang-orang kafir membencinya.
Shalawat dan salam, semoga tetap tercurah kepada sebaik-baik makhluk, yaitu Muhammad SAW dan kepada keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Maasyiral mukminin rahimakumullah
Tanpa terasa bulan suci, bulan maghfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya terdapat lailatul qadr yang dinanti-nantikan sudah di hadapan mata. Hanya hitungan hari menuju bulan mulia itu. Karena kemuliaan dan spesialnya bulan tersebut maka sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam mempersiapkan diri.
Persiapan disini adalah mempersiapkan bekal untuk mengoptimalkan ibadah kita pada bulan yang di dalamnya terdapat malam lebih baik dari 1000 bulan.
Ada beberapa bekal utama yang penting untuk dipersiapkan dalam memasuki bulan Ramadhan, antara lain adalah:
Pertama: Persiapan Fikriyah
Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal Ilmu yang benar tentang Ramadhan.
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Cara untuk mempersiapkan fikriyah ini antara lain dengan membaca berbagai bahan rujukan dan atau menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan ibadah, atau mempelajari fiqih puasa juga perlu dilakukan.
Bekal ilmu merupakan bekal utama agar ibadah kita bermanfaat, berfaedah, dan sesuai dengan tuntunan Rasul.
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
“Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.” (Majmu’ Al Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2: 282).
Syarat diterimanya amal ibadah, bukan hanya ikhlas, akan tetapi Ibadah bisa diterima jika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita semua untuk senantiasa mengikuti tuntunan Nabi Muhammad dalam segala hal, dengan firman-Nya :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzaab: 21).
Dan Rasulullah juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana sabda beliau:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka amal itu tertolak” (HR. Muslim).
Kedua: Persiapan Ruhiyah
Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut puasa. Nabi menganjurkan agar memperbanyak puasa sunnah sebelum memasuki bulan Ramadhan, mengganti puasa yg terpaksa ditinggalkan pada puasa Ramadhan tahun sebelumnya karena udzur, memperbanyak tilawah, qiamulail, shalat fardhu berjamaah di masjid. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat, sebelum menjalani ibadah shaum di bulan Ramadhan.
Maasyiral mukminin rahimakumullah
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, disyariatkan bagi seorang muslim untuk menyambut bulan Ramadhan yang mulia dengan melakukan taubatan nashuha (taubat yang sesungguhnya), mempersiapkan diri dalam puasa dan menghidupkan bulan tersebut dengan niat yang tulus dan tekad yang ikhlas, dan dianjurkan untuk memperbanyak istighfar.
Semoga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu barokah di bulan Ramadhan sehingga kita akan mudah melaksanakan rangkaian ibadah pada bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Di antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
(Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719).
Ketiga: Persiapan Maliyah
Persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran semata, sebagaimana tradisi kita selama ini.
Mempersiapkan harta adalah untuk mempersiapkan harta yg halal untuk melipatgandakan infaq dan sedekah, karena pada Ramadhan merupakan bulan memperbanyak sedekah jariyah.
Suri teladan kita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada kita untuk banyak bersedekah di bulan Ramadhan. Bahkan ada berbagai faedah jika seseorang bertambah semangat bersedekah ketika berpuasa di bulan penuh berkah tersebut.
Dalam Kitab Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307).
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, yang dimaksud dengan bagaikan angin yang bertiup adalah bahwa Nabi rajin dan semangat serta banyak bersedekah pada di bulan Ramadhan. Pahala bersedekah pada bulan Ramadhan juga berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Nabi juga bersabda:
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ
“Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat dipadamkan dengan air, begitu pula shalat seseorang selepas tengah malam” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973).
Semoga infaq dan shodaqoh yg kita salurkan di jalan Allah, di bulan Ramadhan menjadi amal jariyah yang pahalanya dilipatgandakan dan terus mengalir hingga yaumil qiyamah.
Keempat: Persiapan Jasadiyah, dan memohon kemudahan dari Allah.
Selain ketiga hal di atas, kita juga harus memperbanyak memohon pertolongan Allah agar mudah melakukan kebaikan di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan bertawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Senantiasa memohon kepada Allah agar fisik kita mampu dan mudah menjalankan berbagai ibadah, baik shalat malam, ibadah puasa, bershodaqoh, mengkhatamkan atau mengulang hafalan Qur’an dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Maasyiral mukminin rahimakumullah
Do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
(Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah) (Hadits: Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255).
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
(Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran) (HR. Tirmidzi no. 3233, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Maasyiral mukminin rahimakumullah
Semoga persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadhan dapat mengantarkan kita untuk melaksanakan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya yang terbaik di bulan Ramadhan tahun ini, lebih baik dari bulan Ramadhan yang pernah kita lalui.
Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do’a agar Allah Ta’ala memberikan kemudahan untuk kita dalam melaksanakan ibadah puasa, guna mencapai derajat Taqwa.
Semoga bermanfaat.
Baarokallahu lii wa lakum. Wabillahit taufiq wal hidayah.
Wassamualaykum warahmatullahi wabarokaatuh.
*(disarikan dari berbagai sumber).