Kiyai Riksuhadi (Pengasuh pondok Babussalam Socah)
Pena Babussalam, Dalam suatu kesempatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma; seraya memegang pundaknya, Rasulullah bersabda :
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
“Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” ( HR. Bukhari )
Lantas Abdullah bin Umar berkata:
“Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
Hadits ini adalah pengingat sekaligus perintah dari rasulullah saw, agar kita mampu memposisikan diri kita dalam kehidupan di dunia ini.
Hadits yang singkat ini , jika dihayati isinya sangat padat dan maknanya begitu mendalam. Karena didalamnya terdapat pesan yang sangat mendasar yang menjadi pokok dari tujuan terciptanya manusia ke alam raya ini.
Setiap orang, lebih-lebih yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir wajib mengetahui apa sesungguhnya tujuan pokok penciptaan dirinya diatas muka bumi ini, agar dia mengerti akan posisinya, agar dia paham peran dirinya di bumi ini, terutama posisi dirinya dihadapan Allah SWT. Banyak orang yang tidak paham tentang peran dan posisi dirinya dalam kehidupan dunia ini, sehingga mereka cenderung menuhankan dirinya sendiri, menuhankan hawa nafsunya, lantas melakukan berbagai macam bentuk pelanggaran agama dan susila karena mereka telah jauh dari petujuk dan tersesat sejauh-jauhya .
Allah berfirman :
أفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya tersesat berdasarkan ilmu-Nya. dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( QS . al-Jatsiyah : 23 )
Tujuan pencipataan manusia hanyalah beribadah kepada Allah, dan posisinya dihadapan Allah adalah sebagai “hamba” bukan sebagai Tuhan.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia itu , melainkan agar supaya mereka mengabdi kepada-Ku” ( QS. Ad-Dzariyat : 56 )
Siapapun manusia, status apapun yang dia miliki, gelar apapun yang mendereti namanya, baik dia sebagai raja, presiden, mentri, begawan ilmu, milioner, pakar, atau bahkan rakyat jelata biasa, mereka semua itu statusnya hanyalah sebagai “hamba” dihadapan Allah SWT .
Tugas kita sejenak di dunia ini adalah melakukan pengabdian, menghambakan diri semata-mata kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah saja. Semua amal kebajikan yang kita lakukan hendaknya di-orientasikan kepada Allah saja.
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“ Sesungguhnya shalatku, Ibadah ku , hidup dan matiku hanya untuk Tuhan semesta alam “ ( QS. Al-An’am : 162 )
Jangan sampai kecintaan kita terhadap nikmatnya kehidupan dunia ini , membutakan mata hati kita sehingga seakan kita hidup selamanya dan melupakan negri Akhirat .
kita tidak dilarang menikmati kesenangan hidup di bumi ini karena Allah menciptakan bumi ini memang sebagai tempat menetap dan kesenangan sampai batas yang ditentukan oleh Allah , sebagaimana FirmanNya :
وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” ( QS. Albaqaroh : 36 )
Namun hendaknya jangan lupa bahwa negri akhirat itu jauh lebih baik dan lebih kekal
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى
Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang ( dunia ) ( QS. Ad-Dhuuha : 4 )
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا () وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi ( QS. Al-A’laa : 16 )
Jangan sampai kecintaan kita terhadap nikmatnya kehidupan dunia ini membut mata hati kita buta, sehingga kita lupa kepada sang pemberi nikmat. Sehingga Allah menjadikan kita lupa kepada diri kita sendiri.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. ( QS. Al-Hasyr : 19 ).
Oleh karenanya selama Allah masih memberikan kesempatan hidup kepada kita di dunia ini, hendaknya kita perbanyak melakukan kebajikan.
Bila kita berada di sore hari, janganlah menunggu datangnya waktu pagi, segera lakukan kebaikan apa saja yang bisa kita kerjakan, dan bila kita berada di pagi hari, lakukan kebaikan-kebaikan yang banyak janganlah menunggu waktu sore datang. pergunakanlah waktu sehat kita untuk banyak beramal shalih sebelum kita jatuh sakit, dan perbanyaklah bekal ketakwaan selagi kita hidup sebelum kematian menjeput kita semua.
Penulis : Drs. Riksuhadi, S.Th. I.
Editor : Fajar Andrianto