Pena babussalam, Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan persoalan yang sangat penting kepada para sahabat tentang dua tipe manusia dalam kehidupan sosial. Peristiwa penting ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari dalam kitab AdabulMufrad.
Rasulullah memulainya dengan pertanyaan :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ
“Maukah kalian, aku beritahukan tentang siapa orang yang terbaik diantara kalian ? “
Para sahabat serentak menjawab :
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ
tentu mau ya rasulallah. Rasulullah lantas menyebutkan ( tipe orang terbaik diantara mereka ):
الَّذِينَ إِذَا رُؤُوا ذُكِرَ اللَّهُ تَعَالَى
“Mereka (orang terbaik diantara kalian) itu kata Rasulullah, adalah orang-orang yang apa bila dilihat bisa membuat orang lain mengingat Allah ”
Rasulullah menggambarkan dengan singkat namun padat makna, karena saat melihatnya saja, hati sudah terpaut dan segera ingat kepada Allah. Ingat kepada Allah ini artinya, ingat akan kebaikan-kebaikan dan bersemangat untuk berubah menjadi lebih baik. Ingat kepada Allah adalah ingat akan keburukan-keburukan yang telah dilakukan dan berupaya untuk kembali kepada Allah dan bertaubat kepada Allah.
Gambaran orang terbaik, adalah orang yang memiliki daya tarik atau pesona spiritual yang kuat yang mampu merubah pola pikir orang lain dan lingkungannya ke arah yang lebih baik. kehadirannya ditengah-tengah masyarakat membawa keluhuran budi yang dimilikinya, terpancar kedalam bentuk prilaku yang jujur, santun, jiwa yang sabar dan suka menolong, wajahnya senantiasa sejuk bila dipandang, kata-kata yang keluar dari bibirnya penuh manfaat tidak ada kesan kasar dan menyakiti saat berbicara dengan orang lain.
kesalihan dan kemuliaan akhlaq seperti inilah sebagai bukti praktek keagama-an yang kuat serta menjadi daya tarik terhadap sekitarnya, sehingga orang lain yang bersamanya menjadi terpikat untuk mencontoh dan menirunya agar bisa menjadi menjadi lebih baik. Begitu luasnya makna kalimat singkat yang Rasulullah sampaikan kepada para sahabat, karena begitu besarnya pengaruh kesalihan individu ini terhadap terwujudnya kesalihan sosial .
Selanjutnya Rasulullah menyampaikan persoalan penting yang kedua :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشِرَارِكُمُ
“Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terburuk diantara kalian?”
Kemudian Rasulullah menyampaikan tipe orang yang terburuk,
الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفْسِدُونَ بَيْنَ الأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ للْبُرَآءِ الْعَنَتَ
“mereka adalah orang-orang yang suka kesana-kemari menebarkan desas-desus (melakukan namimah), merusak (hubungan) diantara orang-orang yang saling mencintai, dan berusaha menimbulkan kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang yang bersih.”
Rupanya tidak hanya keshalihan pribadi saja yang memilki efek kuat terhadap terjadinya perubahan pola pikir dan lingkungan, bahkan prilaku tercela-pun tidak kalah luas pengaruh dan daya rusaknya terhadap kehidupan sosial sebuah masyarakat.
Rasulullah menggambarkan dengan jelas tentang orang-orang yang memiliki daya rusak yang dahsyat di tengah-tengah masyarakat ini, mereka adalah para pelaku adu domba, fitnah, kemunafikan, hasad, dusta, dan ghibah, dengan menggunakan berbagai cara dan media dengan tujuan agar terjadi permusuhan antara sesama manusia, mengotori kejernihan pergaulan atau menambah keruhnya pergaulan.
Namimah adalah perbuatan buruk yang sangat dicela oleh Allah dan rasul-Nya. Sebagaimana Firman Allah :
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ () هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang suka mencela, yang berjalan kesana kemari dengan mengadu domba” ( QS. Al-Qolam : 10-11 )
Bagaimana tidak tercela dan sangat buruk perangai ini, karena al-qur’an telah mengajarkan kepada kita bahwa ada orang yang punya hobi mencela, banyak sumpah, dan kerjanya mondar mandir kesana kemari, memindah omongan dari satu orang ke orang yang lainnya, dari satu jamaah ke jamah yang lainnya, dan begitu seterusnya, mengadu domba (namimah), agar supaya terjadi permusuhan dan perpecahan diantara sesama mereka.
Rasulullah bersabda :
“Sejelek –jelek hamba Allah yaitu orang yang berjalan kesana kemari dengan mengadu domba, yang memecah belah antara kekasih, yang suka mencari-cari cacat orang yang baik” ( HR. Ahmad ).
Namimah atau adu domba ini termasuk kedalam kelompok orang-orang munafik kerena dia bermuka dua. Ia menampakkan wajah yang berbeda kepada dua pihak yang akan di adu. Orang yang memiliki dua wajah seperti ini adalah sejelek-jelek manusia pada hari kiamat. Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ
“Sejelek-jelek manusia adalah orang yang bermuka dua, dia datang kesini dengan satu sikap dan bila datang ke yang lain dengan sikap yang lain.“ ( Bukhari, Muslim )
Kalau kita menghayati wejangan rasulullah ini, kira–kira kita termasuk orang yang memiliki prototipe yang mana ?
Apakah saat orang lain berjumpa dan melihat kita, membuat mereka terpikat dengan prilaku shalih kita, kemudian bisa menjadikan mereka ingat kepada Allah, dan mau melakukan kebajikan ? Atau jangan-jangan justru, ketika orang lain melihat dan bertemu dengan kita, malah kita sendiri yang justru menjadi agen penebar keburukan, peniup fitnah, dan gunjingan sehingga lingkungan yang kita ada didalamnya menjadi keruh, dan menjadi tempat yang tidak nyaman lagi bagi saudara kita ?
Tentunya kita harus terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dan menjadi orang yang senantiasa dibutuhkan oleh orang lain karena keshalihan amal-amal kita, seraya berdoa kepada Allah agar dijadikan hamba yang pandai bersyukur dan bisa beramal shalih.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal shaleh yang Engkau ridhai. Masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh”. (An-Naml :19)
Penulis : Ustadz Riksuhadi
Editor : Fajar Andrianto