Jangan Gagal Fokus Dalam Kehidupan

Ustadz Riksuhadi

 

Pena Babussalam, Banyak orang yang gagal fokus dalam menyikapi kehidupan dunia ini. Ada orang yang hidupnya hanya mencari dan mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya, lantas setelah harta yang dicarinya diperoleh, mereka habiskan untuk senang-senang dan foya-foya memuaskan nafsunya. Bahkan ada yang bekerja sampai kepayahan mengumpulkan harta benda dengan prinsip yang penting dapat uang, tidak peduli halal atau haram, namun belum sempat untuk menikmati harta yang diperolehnya, Allah telah lebih dulu memanggilnya (mati).

 

Siapapun yang ingin memperoleh bagian dalam kehidupan ini dengan kerja keras yang dilakukan, baik itu kekayaan, harta benda ataupun jabatan serta fasilitas kesenangan hidup yang ada, yang telah Allah sediakan, akan Allah berikan tanpa dikurangi sedikitpun sesuai kadar usaha yang ditempuhnya.  Allah berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ () أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh bagian (pahala) di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” ( QS. Huud : 15-16 )

 

Dalam “Aisarut-Tafasir “ dikatakan : Makna kata الحياةَ الدُّنيا و زينتَها : Berupa harta, anak-anak , pakaian, makanan dan minuman. نُوَفِّ إليهم : Kami berikan hasil kerja mereka secara sempurna. لا يُيْخَسون : perolehan kerja mereka tidak dikurangi.  

Jadi siapa-pun yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya yang berupa harta benda, anak keturunan, pangkat, jabatan, kekuasaan, pakaian dan fasilitas-fasilitas hidup yang mewah. (نوف إليهم أعمالهم فيها) “akan diberikan balasan dari amal (hasil pekerjaan) mereka secara sempurna”, tidak kurang sedikit pun tergantung besarnya usaha dan kerja keras yang mereka lakukan. Dan balasan, atau perolehan dari hasil kerja keras mereka yang mereka lakukan di dunia ini, tidak dikurangi sedikitpun, walaupun mereka itu kufur, ingkar dan suka bermaksiat kepada Allah. Tetap Allah berikan perolehan atas kerja atau usaha yang dilakukan di dunia ini dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun.

 

Namun orang semacam ini, Allah nyatakan sebagai orang yang pekerjaannya sia-sia, lenyap semua amalannya dan justru mereka di akhirat mendapatkan api neraka. 

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Mereka Itulah orang-orang yang tidak memperoleh bagian (pahala) di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.( QS. Huud : 16 )

Mereka ini adalah orang-orang yang paling merugi karena hidupnya hanya fokus untuk perolehan dunia saja, mereka terpedaya dan terperangkap kedalam kehidupan dunia yang menipu. Sampai–sampai mereka sama sekali lupa akan bekal kehidupan akhiratnya.

 

Ada lagi manusia, mereka melakukan amalan-amalan akhirat namun untuk tujuan dunia. Mereka melakukan banyak kebaikan ditengah masyarakat dengan tujuan pencitra-an agar mendapatkan dukungan dan simpati dihati manusia sehingga keinginan untuk meraih jabatan dunianya bisa tercapai.

Ada yang ber-haji dengan tujuan agar statusnya naik di mata masyarakat, berzakat, infaq dan sedekah supaya diakui bahwa dirinya dermawan, ada yang menuntut ilmu hanya agar disebut alim dan sebagainya.

 

Tidak hanya sampai disitu, Bahkan dalam do’a yang mereka panjatkan setelah ritual ibadah, do’a-do’a tersebut hanya berisi harapan dan keinginan dunia semata, mereka lupa memohon untuk urusan kehidupan akhiratnya, karena begitu kuatnya pengaruh keduniaan dalam jiwa mereka. Al-Qur’an meng-abadikan ini dalam QS. Al-Baqarah ayat 200, Allah berfirman :

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ

Di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. (QS. Al-Baqarah : 200)

Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengancam orang yang beramal akhirat dengan tujuan dunia ini, bahwa mereka tidak akan mendengar bau surga.  Sabda Rasulullah.

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ تَعَالَى لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ غرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ ” قَالَ فُلَيْحٌ: ” عَرْفُهَا: رِيحُهَا “

Barang siapa yang menuntut Ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia maka kelak pada hari kiamat ia tidak akan mendengar bau surga.“ (Al-Mustadrak, ‘ala shohihain li al- Hakim, Sya’bul Iman –al-Baihaqi  )

 

Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Bau surga dapat dirasakan dalam perjalanan 500 tahun. Bau surga ini tidak bisa dicium oleh orang yang mencari keduniaan dengan menggunakan amal akhirat”. (Al- Jami’u Ash-Shagril. Hal : 164 Irsyadul Ibad. hal: 63. Bab: Riya”)

 

Dalam tafsir humud disebutkan, bahwa siapa yang beramal atau melakukan satu perbuatan (do’a) yang diniatkan untuk kepentingan dunia saja, maka dia hanya akan mendapatkan bagian dunianya saja, sesuai dengan yang telah Allah tentukan untuknya. Dan dia tidak akan memperoleh bagian keuntungan apa-apa di akhirat kelak.

Dan siapa yang meniatkan amal pekerjaan yang dilakukannya untuk memperoleh keuntungan akhirat maka dia akan mendapatkan balasan pahala akhirat sekaligus akan memperoleh bagiannya di dunia.

وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi tambahan kebaikan kepada orang-orang yang bersyukur.

 

Bahkan akan Allah akan tambahkan lagi bagian keuntungannya bagi orang-orang yang mau bersyukur kepada Allah, yakni orang-orang yang sadar akan nikmat-nikmat Allah kepada mereka, lalu dengan nikmat-nikmat itu mereka pergunakan untuk beramal sholih, dan banyak melakukan kebajikan.

Al-Qur’an mengajarkan kepada kita do’a terbaik agar kita fokus beramal pada dua sisi kehidupan yakni dunia dan akhirat, agar kita bisa meraih keberuntungan dan kebahagiaan dunia akhirat. Firman Allah

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ () أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (Inilah doa yang sebaik2nya.)  Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Dalam ayat yang lain Allah mengajarkan kepada kita agar kehidupan akhirat menjadi tujuan utama kita. Firman Allah :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( Al-Qosos : 77 )

 

Dalam tafsir jalalain mengomentari ayat ini dengan

{وَابْتَغِ} اُطْلُبْ {فِيمَا آتَاك اللَّه} مِنْ الْمَال {الدَّار الْآخِرَة} بِأَنْ تُنْفِقهُ فِي طَاعَة اللَّه {وَلَا تَنْسَ} تَتْرُك {نَصِيبك مِنْ الدُّنْيَا} أَيْ أَنْ تَعْمَل فِيهَا لِلْآخِرَةِ

“Carilah (apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu) yakni dari harta kekayaan untuk negeri akhirat yaitu dibelanjakan dalam rangka ketaatan kepada Allah, dan janganlah engkau tinggalkan nasibmu di dunia ini yaitu hendaklah engkau beramal untuk akhiratmu“.

 

Humud mengatakan :

واسْتَعْمِلْ مَا وَهَبكَ اللهُ مِنَ المَالِ الجَزيلِ، والنَّعمَةِ الطَّائِلَةِ، في طَاعَةِ رَبِّكَ، والتَّقَرُّبِ إليهِ، ولا تَنْسَ حَظَّكَ (نَصِيبَكَ) مِنَ الدُّنيا، ممَّا أَبَاحَهُ اللهُ فيها لِعِبادِهِ، مِنَ المَآكِلِ والمَشَارِبِ والمَلاَبِسِ وغَيرها. . فإِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيكَ حَقّاً، وَلِنَفَسِكَ عَليكَ حَقّاً،. . فَآتِ كُلِّ ذي حقٍّ حَقَّهُ

“pergunakanlah harta kekayaan serta kenikmatan yang besar, yang Allah limpahkan kepadamu itu dalam rangka ketaatan dan taqorrub kepada Tuhanmu, dan janganlah engkau lupakan bagianmu di dunia yaitu dari apa saja yang Allah bolehkan padanya sebagai Ibadah kepada-Nya, seperti makanan, minuman, pakaian dan lainnya. sesungguhnya pada Tuhanmu ada hak, dan pada dirimu juga ada hak, maka berikanlah masing-masing haknya.

 

Jika kita pahami ini, maka sesungguhnya seluruh amal kita, pekerjaan kita dan aktivitas kita,  semua bagian yang kita miliki, harta kekayaan, jabatan, anak, istri, bahkan hidup dan mati pun seluruhnya  hendaknya di muarakan menuju akhirat, sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah subhaanahu wata’ala .   

Kita boleh menyukai dan memilih makanan atau minuman halal yang kita sukai, jika itu bias membuat kita lebih dekat kepada Allah. kita boleh memakai pakaian apa saja yang yang kita senangi, jika itu bisa membuat kita bersyukur kepada Allah. kita boleh melakukan apa saja yang tidak dilarang oleh syari’at selama yang kita kerjakan itu bisa meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah Subhaanahu wata’ala. 

 

Penulis : Ustadz Riksuhadi

Editor  : Fajar Andrianto

 

 

Bagi Yang ingin berinfak untuk pembangunan pondok Babussalam Socah bisa melalui rekening dibawah ini

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply