Mencintai Kebersihan

Prof. Maksum Radji

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أََمَّا بَعْدُ.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَا غْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَ يْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَا فِقِ وَا مْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَ رْجُلَكُمْ اِلَى الْـكَعْبَيْنِ ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَّهَّرُوْا ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ مَّرْضٰۤى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَآءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَآئِطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَا مْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَ يْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰـكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَ لِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 6).

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

كَمَاۤ اَرْسَلْنَا فِيْکُمْ رَسُوْلًا مِّنْکُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْکُمْ وَيُعَلِّمُکُمُ الْكِتٰبَ وَا لْحِکْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ

 

“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 151).

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَا سَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَ قْدَا مَ 

 

“(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 11).

 

Adapun Hadits-hadits tentang tuntunan memelihara kebersihan ini banyak sekali, diantaranya adalah,

Hadits Pertama,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ , نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ , كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ , جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ  فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ

 

“Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.”  (HR. Tirmizi).

 

Hadits Kedua,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

 

“Kesucian itu adalah setengah dari iman.” (HR Muslim).

 

Hadits Ketiga,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ

 

“Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala membangun Islam ini di atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR. Ath-Thabrani).

 

Hadits Keempat,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

 

“Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalani jalan, lalu ia berkata, “Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin,” maka Allah pun memasukkannya ke surga,” (HR. Muslim).

 

Hadits Kelima,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ، فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ، وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ

 

“Hari ini (Jumat) adalah hari raya yang dijadikan Allah Subhaanahu wa Ta’ala untuk umat Islam. Siapa yang ingin melaksanakan shalat Jumat, hendaklah mandi, memakai wangi-wangian kalau ada, dan menggosok gigi (siwak).” (HR. Ibnu Majah).

Jamaah Rahimakumullah,

 

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa Islam menganjurkan agar kita semua mencintai kebersihan. Dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut jelaslah bahwa betapa pentingnya menjaga kebersihan.

Lantas apa keutaman memelihara kebersihan, baik kebersihan diri ataupun kebersihan lingkungan?

 

Pertama, mentaati perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyukai hal-hal yang suci dan bersih. Maka dari itu, umat islam harus bersuci dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Umat Islam diwajibkan berwudhu’ terlebih dahulu ketika hendak melaksanakan sholat. 

 

Dalam sebuah Hadits dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi). 

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan bagi umat islam. Maka itu sudah selayaknya kita mengikuti apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah. 

 

Dalam sebuah Hadits dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

“Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR. Bukhari).

 

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman.” (HR. Muslim).

Jelaslah bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat menyukai kebersihan.

 

Kedua, Dicintai Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala lebih menyukai mukmin yang sehat dan kuat daripada yang lemah.

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.” (HR. Muslim).

 

Ketiga, Mendapatkan Ampunan dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Seseorang yang menjaga kebersihan ketika akan melaksanakan sholat Jum’at, dijanjikan akan diampuni dosa-dosanya.

 

Dari Salman al-Farisi, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Tidaklah seseorang mandi dan bersuci semampunya pada hari Jum’at, memakai minyak rambut atau memakai minyak wangi di rumahnya kemudian keluar lalu dia tidak memisahkan antara dua orang (dalam shaff) kemudian mengerjakan shalat dan selanjutnya dia diam (tidak berbicara) jika khatib berkhutbah, melainkan akan diberikan ampunan kepadanya (atas kesalahan yang terjadi) antara Jum’atnya itu dengan Jum’at yang berikut-nya.” (HR. Bukhari).

 

Keempat, Lingkungan lebih nyaman dan bersih.

Menjaga kebersihan juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh.  Sebuah lingkungan yang bersih, sejatinya menjadi idaman bagi penghuni dan masyarakat sekitarnya. Udara yang sejuk dan suasana yang asri, serta tidak ada sampah yang berserakan akan menjadikan lingkungan yang nyaman. 

 

Berbeda dengan lingkungan yang kotor banyak sampah dan lalat bertebaran dengan aroma yang tidak sedap. Kondisi semacam ini juga bisa menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit.

 

Kualitas udara yang baik dan lingkungan yang bersih, tidak saja nyaman untuk ditinggali, tapi juga menjadi lebih sehat.  Sebaliknya, apabila udara telah tercemar, maka efeknya dapat mengganggu pernafasan, bahkan berisiko terserang sesak nafas, batuk, ataupun gangguan pernafasan lainnya.

 

Kelima, membuat orang lain merasa nyaman.

Orang akan menjaga kebersihan dirinya akan menghadirkan rasa nyaman bagi orang lain.  Ketika seseorang hendak melaksanakan ibadah shalat Jum’at, sejatinya membersihkan dirinya dengan mandi, memakai pakaian yang terbaik dan bersih, serta menggunakan wangi-wangian. Karena sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyukai orang-orang yang bersih. Disamping itu secara naluriah, manusia lebih senang bergaul dengan orang yang bersih. 

 

Oleh sebab itu, thaharah dapat mengantarkan manusia meraih kemuliaan, karena banyak yang senang untuk bergaul dengannya.

 

Jamaah Rahimakumullah,

Dari uraian di atas jelaslah bahwa tuntunan Islam menyatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, sehingga menjaga kebersihan diri dan lingkungan termasuk yang diperintahkan agama.

 

Islam sangat memperhatikan kebersihan. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara iman dan prinsip hidup bersih. Sehingga sudah seharusnya, seorang muslim menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan para hamba-Nya untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan keindahan lingkungannya. Di antaranya adalah anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya, dan tidak membuang sampah secara sembarangan.

 

Adanya sampah yang berserakan di sekitar lingkungan adalah cerminan diri seseorang yang masih mengabaikan tuntunan luhur ajaran Islam tentang kebersihan.

 

Demikian pula kepedulian umat Islam dalam menciptakan kondisi Masjid yang bersih dan nyaman. 

Sejatinya umat Islam tidak membiarkan lingkungan masjid menjadi tempat yang kotor. Masjid adalah rumah Allah yang harus dijaga kesuciannya dan kebersihannya karena Masjid menjadi tempat suci bagi umat Islam dalam beribadah, bersujud, berzikir, dan membaca Al-Qur’an.

 

Menjaga kebersihan masjid dan keindahannya, juga termasuk bagian dari memakmurkan masjid. Kebersihan masjid merupakan cerminan dari kebersihan hati umat Islam di sekelilingnya.

 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ، إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالصَّلاَةِ، وَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ.

“Sungguh masjid-masjid ini tidak dilayak untuk (dikotori) dengan kotoran sedikitpun. Masjid hanyalah untuk dzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur’an.” (HR. Muslim).

 

Dalam riwayat lain,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ . رواه الترمذي

 

Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan membangun masjid di berbagai negeri, membersihkannya, dan memberinya wewangian.” (HR. At- Tirmidzi).

 

Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya memuliakan orang-orang yang peduli pada kebersihan masjid.

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي حَتَّى اَلْقَذَاةُ يُخْرِجُهَا اَلرَّجُلُ مِنْ اَلْمَسْجِدِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ

 

Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Telah diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku sampai pahala orang yang membersihkan kotoran dari lingkungan masjid.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

 

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua.

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

*), Disarikan dari beberapa sumber.

 

 

Penulis : Prof. Maksum Radji

Editor   : Fajar Andrianto

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply