Mengais Ilmu di Titik Nun

 

Pena Babussalam, Surat-surat dalam Al-Qur’an khususnya pada awal ayat, terkadang diawali dengan huruf hijaiyah yang  dibaca terpisah-pisah (muqoto’ah), misalnya  ص,  الر,  حم,  ن  dan lainnya  yang selanjutnya kerap kali diikuti dengan kalam sumpah. Seperti   ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. ( QS. Al-Qolam : 1 ).

Para mufassir berbeda pandang dalam mengungkap rahasia huruf “ن ( Nun ) ini . Mujahid dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa “ Nun “ adalah ikan yang amat besar yang berada di bawah lapisan bumi yang ketujuh  .

 

Ibnu Abbas dan yang lainnya  juga mengatakan bahwa huruf “Nun”(ن) pada ayat tersebut merupakan kumpulan atau rangkaian dari  (  الرحمن ) Ar-rahman  .

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan berdasar khobar yang ma’tsur dari Abi Hurairah bahwa “Nun“ adalah “ tinta “.   ثُمَّ خَلَقَ النُّونَ وَهِيَ الدَّوَاةُ   kemudian Allah menciptakan “An-Nun “ tinta ( dawat ). (Kitab jami’ul Ahadits oleh Assuyuthi, Musnad Ali bin Abi Tahlib) .

 

Huruf “Nun” juga ada yang menafsirkan dalam bentuk semacam botol tinta, karena bentuknya yang mirip dengan sebuah wadah dawet, lalu disandingkan dengan qolam (pena) sebagai alat atau media yang memudahkan tinta untuk dirubah atau diturunkan ke dalam  tulisan atau kode-kode yang bisa dibaca. Bahkan ada yang mengatakan pena ibarat laki-laki yang menyalurkan spermanya ke rahim istrinya sehingga lahirlah anak-anak manusia.

Wahbah az-Zuhaili dalam tafsirnya Al-Wajiz mengatakan, “Nun“ merupakan tantangan kepada orang kafir yang suka menyombongkan diri dengan kefasihan berbahasa dan berkarya sastra mereka, agar mendatangkan sesuatu yang serupa dengan al-Qur’an atau sebagian darinya yang menyerupai huruf “Nun“ ini.  Aku bersumpah demi pena yang mereka gunakan untuk menulis, yang digunakan manusia untuk menulis dan yang digunakan  malaikat untuk menulis  amal makhluk ( Allah ) .

Sumpah Allah ini juga sebagai bentuk mengagungkan aktivitas menulis sebagai salah satu alat untuk meraih ilmu pengetahuan.

 

Ali Ash-Shabuni mengatakan penyebutan huruf  “Nun“ ini untuk mengingatkan akan kemukjizatan Al-Qur’an.

Allah bersumpah menggunakan nama makhluk-Nya yang bernama qalam atau “pena”  yang dipakai umat manusia untuk menulis ilmu pengetahuan, sebab pena adalah saudaranya lisan.

 

Al-Qalam adalah isim jenis yang umum, sehingga mengandung arti yang luas, setiap yang dapat dipakai untuk menulis baik yang bisa dipakai untuk menggores kertas atau menulis buku sampai kepada yang berbentuk digit  atau yang lebih canggih dari itu  yang memiliki karakter  dapat menyampaikan atau mengabadikan data, ilmu pengetahuan  atau pesan, maka itulah pena.

Dengan kelebihan kemampuan menulis dan membaca yang dimiliki oleh manusia maka pena berfungsi sebagai sarana untuk menjelaskan isi hati manusia dalam bentuk tulisan. Sebagaimana firman Allah : “ Yang mengajarkan kepada  manusia dengan perantara pena , Dia mengajarkan kepada  manusia apa-apa  yang belum diketahui oleh manusia” ( QS. Al Alaq :4-5 ).

 

Inilah hal penting yang merupakan jawaban dari pertanyaan kenapa Allah bersumpah menggunakan nama makhluknya berupa “pena”, Betapa lisan dan pena sebagai penjaga ilmu pengetahuan sudah sangat luas dirasakan manfaat dan nikmatnya oleh manusia bahkan hingga manusia akhir zaman nanti.

Demikian juga dengan Al-Qur’an bisa terjaga dan tersampaikan kepada kita itu juga ditulis dengan pena para penulis wahyu. Hadits-hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tersampaikan kepada kita pun juga terdata dan terabadikan dengan pena. Demikian juga semua ilmu-ilmu pengetahuan, sejarah, perjanjian, nota-nota, hutang-piutang, sampai kepada lahirnya puncak kecanggihan teknologi serta berbagai macam bentuk fasilitas yang dapat memudahkan manusia beraktivitas dalam kehidupan dunia ini tercatat dengan pena.  Bahkan yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena untuk menuliskan segala yang akan terjadi dalam kehidupan ini .

 

“Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!” pena itu menjawab, “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?” Allah menjawab: “Tulislah semua takdir yang akan terjadi hingga datangnya hari kiamat.” ( HR. Abu Daud )

Dialah Allah yang- pada waktu itu –  tidak ada sesuatupun selain Dia, sedangkan ‘arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir segala sesuatu (yang akan terjadi,) lalu Dia menciptakan langit dan bumi”. ( HR. Bukhari )

Betapa kemanfaatan pena merupakan nikmat besar dan kebahagian bagi umat manusia yang wajib disyukuri.

 

 

Penulis : Ustadz Riksuhadi

Editor : Fajar Andrianto

 

 

Yuk Donasi Ke Yayasan Babussalam Socah :

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply