Sakit Adalah Bentuk Kasih Sayang Allah Kepada Orang Yang Beriman

 

Pena Babussalam, Tidak sedikit orang yang tertimpa suatu penyakit kemudian mereka mengeluh dan berputus asa, atau bahkan berburuk sangka kepada Allah, lantas melakukan larangan agama seperti berobat dengan barang yang haram, mendatangi dukun yang mengajarkan praktek kesyirikan, minta kesembuhan kepada selain Allah dan sebagainya. Padahal penyakit yang menimpa orang-orang yang beriman itu adalah hadiah besar dari Allah yang tersembunyi dibalik rasa sakit seseorang. Oleh karenanya seorang mukmin haruslah  sabar saat menerima ujian berupa sakit dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

 

Seorang yang mengaku beriman kepada Allah tidak boleh mencaci-maki penyakit, menggerutu, dan menyuarakan keluhannya selain kepada Allah, lebih-lebih berburuk sangka kepada Allah lantaran sakit yang dideritanya. sikap seperti ini harus dijauhi oleh orang mukmin.

Pahala atau hadiah besar yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang  yang beriman dari derita sakit dan kesedihan yang menimpanya adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diantaranya adalah :

 

Hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata:

Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah.

Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. 

Aku berkata: Itu, karena engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw. bersabda: Benar. 

Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa suatu penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (Shahih Muslim)

 

Aisyah ra., ia berkata:

Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan”. (Shahih Muslim)

 

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra :

Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada satu kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang muslim kecuali akan dihapuskan dengan penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya”. (Shahih Muslim)

 

Abu Hurairah ra., ia berkata:

Ketika turun ayat: مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِBarangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu”,  kaum muslimin merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kamu sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya”. (Shahih Muslim)

 

Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga? Aku menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi saw. dan berkata: Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka, maka mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku. Nabi saw. bersabda: Kalau kamu mau bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu berkata: Baiklah aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya auratku selalu terbuka, maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat. Lalu Rasulullah berdoa untuknya. (Shahih Muslim)

Semoga bermanfaat…

 

 

Penulis : Ustadz Riksuhadi

Editor  : Fajar Andrianto

 

 

Donasi Ke Yayasan Babussalam Melalui Rek Berikut :

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply