Rik Suhadi Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Socah Bangkalan
Kalimat Shaum atau siyam berasal dari akar kata yang sama yakni صام – يصوم yang berarti, menahan, mengekang, diam dan berhenti.
Secara bahasa ulama seperti Ibnu Mandzur misalnya, mengartikan puasa ( الصوم ) itu sebagai “bertahan dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu ” ( الإمساك عن الشيء، والترك له ), meninggalkan makan, minum dan berbicara.
Maryam pernah berpuasa untuk tidak berbicara dengan manusia atas perintah Allah, sebagaimana dimuat dalam surat Maryam ayat 26 :
فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
“Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”
Secara syariat, puasa itu adalah, Suatu bentuk Ibadah kepada Allah dengan cara meninggalkan atau berhenti makan, minum dan jimak, serta meninggalkan hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa seperti, berlaku bodoh, rafats (berkata jorok, porno, termasuk sendagurau yang berlebihan yang dapat mendorong seseorang melakukan hubungan seksual, umpatan, ghibah dan yang sejenisnya dari tindakan dan ujaran kebencian yang diharamkan dan dimakruhkan), mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, disertai dengan niat.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, akan tetapi puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu (perkataan dan tindakan yang sia-sia tidak bermanfaat) dan rofats. Apabila ada orang mencelamu atau berbuat usil kepadamu katakanlah padanya,”aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. ( Kitab Shahih Ibnu Huzaimah )
Puasa (الصيام) tidak hanya sekedar berhenti makan, minum dan jimak namun puasa juga berarti berhenti mengumpat, berkata kotor, berhenti menggunjing, senda gurau yang berlebihan sehingga membangkitkan birahi, berlaku pandir, tidak jujur, dan yang semacamnya yang diharamkan dan dimakruhkan oleh agama.
Dalam kitab Syarhul ‘Umdah Kitabussiyam, Ibnu Taymiyah mengatakan bahwa siyam atau puasa itu juga disebut sebagai kesabaran, karena ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ، وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، صَوْمُ الدَّهْرِ
Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun” ( HR. Ahmad )
Firman Allah :
وَاِسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّها لَكَبِيرَةٌ إِلاّ عَلَى الْخاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
Ibnu Jarir dalam tafsirnya dan juga Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya dari Mujahid bin jabir mengatakan bahwa kalimat الصبر dalam surat al-Baqoroh ayat 45 adalah الصيام mujahid beralasan لأن الصائم يصبرُ نفسَه عن شهواتها Karena orang yang berpuasa itu berupaya menyabarkan jiwanya dari syahwatnya.
Puasa ( الصيام) juga berarti, As-Siyaahah ( السياحة ), yang bentuk jamaknya adalah السَّائِحُونَ yang dalam tafsir At-Thabari disebutkan hadits dari Abu Hurairah diartikan sebagai orang yang berpuasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «السَّائِحُونَ هُمُ الصَّائِمُونَ»
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : As-Saaihuuna mereka adalah orang-orang yang berpuasa “
عن ابن مسعود، قال: سُئِل رسول الله – صلى الله عليه وسلم – عن السائحين. فقال: «الصّائِمون»
Dari Ibnu Mas’ud dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang as-saaihiina ( السائحين) maka beliau menjawab, orang-orang yang berpuasa (الصّائِمون). (As-Suyuti yang di nisbatkan kepada Ibnu Marduwiyah)
Firman Allah :
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji, yang melawat[662], yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.( QS. At-Taubah : 112 )
(662). Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu pengetahuan atau berjihad. Ada pula yang menafsirkan dengan orang yang berpuasa.