Perilaku Muslim – Tawakkal

prof maksum radji

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya, niscaya kamu akan menang. Dan bertawakkallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 23).

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 159).

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq 65: Ayat 3).

 

Adapun Hadits-hadits nya adalah,

Dari Umar bin Khattab bahwasanya  Rasulullah bersabda, “Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”

(HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Hibban).

 

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad akan mengerjakan Shalat Ashar di Masjid Nabawi di Madinah, tiba-tiba ada seorang jamaah datang dari luar kota, menggunakan kendaraan mahal, yaitu unta berwarna merah. Orang itu melepaskan untanya tanpa diikat terlebih dahulu, kemudian memasuki masjid, mengikuti shalat jamaah. Nabi Muhammad Melihat sikap orang ini Nabi Muhammad kembali dari depan dan bertanya kepadanya: “Wahai Fulan kenapa engkau lepas untamu?” Orang itu menjawab, “Aku bertawakkal kepada Allah. Kalau Allah takdirkan untaku hilang, meskipun aku ikat pasti hilang. Dan jika Allah takdirkan unta itu tidak hilang, meskipun kami lepas ia tidak akan hilang”.

 

Nabi Muhammad pun bersabda, “Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakkal-lah”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi).

 

Jamaah Rahimakumullah,

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa sikap Tawakkal harus disertai dengan upaya dan ikhti’ar yang bersungguh-sungguh terlebih dahulu.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin mendefinisikan tawakal sebagai “penyandaran hati hanya kepada wakil (Allah Ta’ala) semata”.

 

Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, Tawakkal itu dengan menggabungkan dua hal yaitu, (1). menggantungkan hati kepada Allah dan mengimani bahwasanya Allah-lah yang menciptakan dan menakdirkan ikhtiar. Dan hanya Allah-lah yang menakdirkan segala sesuatu.  Allah mengetahuinya, dan Allah mencatat semuanya, dan (2). ber-ikhtiar dengan sebaik-baiknya. Sehingga bukan tawakkal namanya jika tidak ber-ikhtiar. Bahkan, tawakkal itu harus menggabungkan dua hal, yaitu ber-ikhtiar dan menggantungkan hati kepada Allah Ta’ala. Siapa saja yang meninggalkan upaya ber-ikhtiar, maka ia telah menyelisihi syariat dan menyelisihi akal sehat. (Majmu’ Fatawa wal Maqalat Syaikh Ibnu Baz, 4: 427).

 

Jadi jelaslah bahwa berdasarkan dalil-dalil di atas Tawakkal bukanlah sikap yang pasif dan apatis.

Dalam al-Qur’an perintah bertawakkal terulang sebanyak sebelas kali; sembilan berbentuk tunggal dan dua berbentuk jamak. Kesemuanya selalu diawali dengan perintah melakukan sesuatu dan ber-ikhtiar.

 

Keutamaan Tawakkal

Beberapa keutamaan tawakkal antara lain adalah:

  1. Orang yang bertawakkal akan mendapatkan kasih sayang Allah Ta’ala.

Tawakkal merupakan salah satu bentuk keimanan. Oleh karena itu, Allah Ta’ala begitu mencintai hamba-Nya yang bertawakkal.

 

Allah Ta’ala berfirman,

إِذْ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَٰٓؤُلَآءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: ”Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”, dan ”Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal ayat 49).

 

  1. Orang yang bertawakkal akan mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat

Seseorang yang senantiasa bertawakkal akan diberikan kebahagiaan dan limpahan kebaikan di dunia maupun di akhirat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ  الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS. An-Nahl ayat 41-42).

 

  1. Orang yang Tawakkal membuat hidupnya terasa ‘cukup’

Seorang umat muslim yang senantiasa bertawakkal akan merasa cukup atas hidupnya. Sebab, mereka percaya bahwa apa yang didapat ialah ketetapan yang terbaik dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ath-Thalaq ayat 3: ”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. Ath-Thalaq ayat 3).

 

Cara menumbuhkan sikap tawakkal

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sikap tawakkal, antara lain adalah,

 

Pertama, Meningkatkan keimanan.

Untuk memupuk sikap tawakal, kita harus meningkatkan keimanan dan bersikap tawaddhu’. Dengan berserah diri dan tawaddhu’ kita bisa menjadi pribadi yang bertawakkal. Kita dapat bergantung kepada Allah dalam segala urusan, baik di dunia maupun akhirat.

  

Kedua, Berusaha dengan sungguh-sungguh.

Jika ingin menjadi pribadi yang tawakal, kita harus memulainya dengan ber-ikhtiar. Dengan demikian, kita dapat memusatkan segala upaya untuk berusaha lalu bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Seseorang yang mampu bersikap demikian umumnya tidak akan mengeluh ataupun berpuas diri. Sebab, ia meyakini bahwa apa yang sudah diusahakannya tergantung dengan keputusan Allah Ta’ala.

 

Ketiga, Senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala.

Untuk menumbuhkan sikap tawakkal, kita dapat memulainya dengan berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Kita yakin bahwa  usaha dan ikhtiar yang sudah dilakukan suatu saat akan dikabulkan oleh Allah, sesuai dengan ketetapan Allah Ta’ala.

 

Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua.

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

(* Disarikan dari beberapa sumber).

 

 

Penulis : Prof Maksum Radji

Editor   : Fajar Andrianto

 

 

Donasi Ke Yayasan Babussalam Socah :

Bagikan Postingan Ini :

Leave a Reply