Ustadz Riksuhadi
Babussalam Socah, Pada kesempatan acara Peresmian SMP MBS Socah, Kiyai Rik Suhadi menyampaikan alasannya mengapa harus mendirikan sekolah formal yang terintegrasi dengan pendidikan kepondokan. Alasan utamanya adalah karena Madura saat ini telah direncanakan untuk menjadi kawasan industri dan pelabuhan. Jika rencana itu terealisasi, maka akan banyak pendatang masuk ke Madura. Ketika banyak pendatang masuk ke Madura, mereka akan menjadi daya tarik bagi orang-orang yang berpikiran maju di bidang ekonomi. Orang-orang maju ini akan mendirikan usaha-usaha yang menghasilkan dengan memanfaatkan kebutuhan para pekerja industri. Tidak menutup kemungkinan mereka tertarik di bidang hiburan seperti karaoke atau bahkan, naudzubilla min dzalik, hiburan yang lebih buruk.
Maka, jika orang-orang maju di bidang ekonomi memiliki pemikiran seperti itu, saya, kata Kiyai Rik, memiliki pikiran bagaimana menciptakan benteng akhlak generasi. Dan pondok inilah yang mudah-mudahan akan menjadi benteng itu.
Pada awal tahun 2007, berdirinya PonPes Babussalam Socah bermula dari kegiatan mengaji Al Qur’an anak-anak di surau kecil milik orang tua Kiyai Rik Suhadi (pendiri PonPes Muhammadiyah Babussalam Socah). Beliau adalah tokoh dan kyai yang peduli, gigih, serta ikhlas terhadap pendidikan ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan umum.
Semakin lama, kegiatan di surau semakin bertambah, salah satunya yaitu tempat kumpulan anak nakal, marjinal, mantan napi, bahkan pecandu narkoba untuk pemulihan mental, insaf, dan dapat menjadi manusia yang baik di hadapan Sang Pencipta. Seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun, kegiatan mengalami perkembangan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tepatnya pada tahun 2013, atas respon dan dukungan masyarakat, didirikanlah Masjid dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Babussalam Socah. Kegiatan lainnya yaitu pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu yang dikenal dengan komunitas Semerbak, Pesona, dan kajian pemuda. Bahkan akhirnya PonPes Muhammadiyah Babussalam Socah memberikan beasiswa kepada beberapa santri terbaik untuk studi lanjut ke Universitas Al Azhar Mesir.
Seiring berubahnya pola pendidikan formal, akhirnya muncul permasalahan waktu penyelenggaraan kegiatan kepondokan. Para santri kehabisan tenaga dan waktu karena sekolah formal kini menerapkan program full day. Ketika mereka datang ke pondok sudah dalam keadaan sangat letih. Sehingga untuk menjawab permasalahan tersebut, PonPes Muhammadiyah Babussalam Socah mendirikan sekolah formal yang mampu mengintegrasikan antara pendidikan formal dan diniyah (kepondokan). Sekolah tersebut diberi nama SMP MBS Socah.
Penulis : Abdillah Safa, M.Si.
Editor : Fajar Andrianto